
Dari
buku Rudy Kisah Masa Muda Sang Visioner yang ditulis Gina S.Noer terungkap
kisah visioner Habibie muda yang didukung visi luar biasa sang ibu. Ibu Marini
sang ibunda Habibie demikian kuat membulatkan tekad agar putranya mendapatkan
pendidikan terbaik di Jerman. Dengan warisan tidak seberapa dari suaminya yang
meninggal kala Habibie berusia 14 tahun, ibu Marini berinvestasi dan
berwirausaha demi sukses pendidikan anak-anaknya khususnya Habibie. Saat
mengirim Habibie belajar ke Jerman tahun 1955 merupakan saat diamana perjuangan
ibu Marini mengatur keuangan keluarga membutuhkan tekad yang kuat. Hal ini
disebabkan Habibie tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia seperti
teman-temannya.
Habibie
tidak mendapatkan beasiswa pemerintah Indonesia untuk belajar di Jerman karena
kurang informasi. Habibie ketinggalan informasi perihal beasiswa belajar ke
Eropa yang diberikan pemerintah Indonesia bagi putra putri bangsa yang
berprestasi. Tanpa beasiswa dari pemerintah Indonesia, Habibie dengan dukungan
ibu Marini sang bunda yang visioner nekat menyusul temannya belajar ke Jerman.
Dengan dana pendidikan mandiri dari ibunya, Habibie menjadi sangat sungguh-sungguh dengan studinya dan
berhati-hati dengan uangnya.
Sebuah
inspirasi untuk periode waktu sepuluh tahun yang akan datang saat anak sulung saya menginjak bangku perguruan tinggi. Dari
inspirasi tekad keluarga ibu Marini diatas saya ingin anak saya mendapatkan
pendidikan yang baik di luar negeri khususnya Eropa. Belajar ke luar negeri khususnya
Eropa bukan untuk gagah-gagahan atau kebanggaan, namun untuk percepatan
menghasilkan sumber daya manusia unggul demi kemajuan negeri ini. Berharap
beasiswa dari pemerintah tentu tidak ada salahnya, namun persiapan dana mandiri
juga penting. Beasiswa dari pemerintah ada kalanya terbatas untuk kalangan
tertentu atau minat studi tertentu. Beasiswa mandiri akan lebih menjamin
keleluasaan anak saya memilih minat studi dan tujuan negaranya. Saya berharap
dan berdoa dengan beasiswa mandiri putra saya bersungguh-sungguh dengan
studinya dan berhati-hati dengan uangnya.
Saya
harus bisa mengirim anak belajar ke luar negeri sepuluh tahun yang akan datang
dan mendukung biaya studinya hingga selesai belajar. Demikian tekadku saat ini
terus terang menirukan tekad dan usaha ibunda Habibie beserta keluarganya. Sepuluh
tahun sebagai waktu yang cukup untuk mempersiapkan semuanya termasuk dana
pendidikan. Namun jika kurang fokus pada tujuan sepuluh tahun yang akan datang
bisa berantakan seluruh target yang
telah dicanangkan. Dari seorang alumni perguruan tinggi di Eropa saya
telah mendapatkan gambaran kebutuhan dana belajar ke perguruan tinggi Eropa
sepuluh tahun yang akan datang.
Lumayan juga nilai nominalnya, tapi kembali pada niat dan tekad nominal
tersebut ingin saya wujudkan.
Langkah-langkah
yang saya susun sebagai berikut :
1. Mendekatkan diri kepada Allah SW
2. Bekerja keras dan mencari tambahan penghasilan
3. Proteksi penghasilan dengan produk keuangan syariah
4. Percepatan hasil investasi dengan produk investasi syariah
1. Mendekatkan diri kepada Allah SW
2. Bekerja keras dan mencari tambahan penghasilan
3. Proteksi penghasilan dengan produk keuangan syariah
4. Percepatan hasil investasi dengan produk investasi syariah
Mendekatkan
diri kepada Allah SWT sebagai sumber kekuatan seorang hamba dalam menyandarkan
segala keinginan. Dengan mendekatkan diri secara sungguh-sungguh kepada Allah
SWT saya mengharapkan ridla-Nya atas cita-cita saya mengirim anak belajar ke
luar negeri.
Bekerja
keras dan mencari tambahan penghasilan sebagai upaya memenuhi target sepuluh
tahun yang akan datang. Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum
tersebut tidak berusaha melakukan perubahan.
Bekerja keras sebagai ikhtiar menjalankan doa-doa yang telah dipanjatkan
kepada Allah SWT.
Percaya
pada takdir sebagai bagian dari rukun iman, dan salah satu takdir yang perlu
disikapi adalah kematian yang datangnya sewaktu-waktu. Seandainya usia saya
tidak sampai sepuluh tahun lagi setidaknya pendidikan putra saya tidak terlantar. Proteksi pengasilan dan jiwa saya telah saya
percayakan pada produk keuangan syariah berupa asuransi pendidikan. Saya
percaya dengan kinerja asuransi syariah yang amanah.
Percepatan
hasil investasi dengan produk keuangan syariah sebagai penunjang berdoa dan bekerja.
Produk investasi dari pasar modal syariah saya yakini akan mampu mendorong
percepatan target saya sepuluh tahun yang akan datang. Pasar modal syariah
sangat luar biasa potensinya. Sebuah fakta yang saya dapatkan dalam serangkaian
Sekolah Pasar Modal di Pusat Informasi Pasar Modal Surabaya pada tahun 2011
silam. Saya semakin tertarik dengan
penjelasan tentang Pasar Modal Syariah yang diberikan pada level advance.
Keberadaan pasar modal syariah semakin menambah antusiasme saya dimana selama
ini paradigma umum yang berkembang di kalangan umat Islam menyatakan pasar
modal haram tidak sesuai dengan kaidah Islam. Keyakinan saya tentang pasar
modal syariah semakin mantab saat mengetahui fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Ulama-ulama MUI sekelas
KH Sahal Mahfudz - Nahdlatul Ulama, Prof.Din Syamsuddin -Muhammadiyah dan
lainnya dari ormas Islam yang beragam tentu tidak sedang bermain-main atau
bertransaksi dengan fatwa yang mereka keluarkan. Tanda tangan kedua tokoh ormas
besar itu pada Fatwa DSN-MUI No.80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip
Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler
Bursa Efek telah menenteramkan hati saya.
Dengan
mantab saya berpartisipasi sebagai investor pasar modal dengan pilihan pada
produk-produk saham syariah mulai tahun 2016 ini sebagai alat mencapai tujuan. Sebelum berivestasi pada produk saham, saya memilih produk reksadana syariah saham antara tahun 2011-2015. Saya sangat berterimakasih dengan otoritas bursa efek Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan dengan kebijakannya merubah satuan 1-lot dari 500 lembar menjadi
100 lembar. Kebijakan yang menjadikan saham sebagai produk investasi keuangan
yang terjangkau. Saya membagi portofolio saham syariah menjadi dua bagian, satu
untuk investasi satu lagi untuk aktivitas trading. Sebagaimana Fatwa DSN-MUI No.80
tersebut saya meyakini trading saham tidak haram sepanjang mematuhi kaidah
syariat yang telah ditetapkan. Trading saya niatkan sebagai aktivitas untuk
menambah penghasilan dari capital gain yang hasilnya saya transfer ke rekening
investasi.
Sebuah
hadits yang indah berbunyi “Sungguh setiap amal tergantung niatnya, dan tiap
orang mendapatkan sesuai niatnya (HR Bukhari –Muslim)”. Hadits tersebut saya
yakini dalam berkhidmat di produk keuangan syariah termasuk pasar modal syariah
khususnya dalam aktivitas trading. Diantara berbagai macam kekawatiran tentang
pasar modal syariah dan aktivitas
trading saya meyakini pentingnya meluruskan niat. Perihal tudingan miring
terhadap pasar modal termasuk pasar modal syariah khususnya dalam aktivitas
trading saya analogikan ibarat pertandingan sepak bola. Kebetulan saya penikmat
sepakbola baik menonton maupun bermain kadang-kadang dalam lapangan mini alias futsal. Dalam
perhelatan pertandingan sepakbola aneka macam niat yang melingkupi para
pelakunya baik penonton, pemain, wasit dan sebagainya. Sudah jamak diketahui
dalam suatu pertandingan sepakbola ada yang melakukan taruhan, judi dan suap
menyuap. Saat saya menikmati permainan sepakbola sebagai penonton atau pemain
dengan tulus ikhlas demi kesenangan dan kesehatan tentu saya mendapatkan
sesuatu sebagaimana saya niatkan. Sebaliknya jika ada sebagian kawan main atau
penonton yang bertaruh atau berjudi atas
jalannya permainan tidak menyebabkan permainan sepak bola menjadi haram.
Sepuluh
tahun yang akan datang saya targetkan terbentuk portofolio saham syariah dari
aktivitas investasi dan trading sebagai dana pendidikan dalam nilai nominal
tertentu. Ilmu tentang perencanaan keuangan yang saya dapatkan dalam sebuah
workshop perencanaan keuangan saya padukan dengan pelajaran menabung saham dan
trading. Ilmu perencanaan keuangan sangat membantu saya dalam menganalisa
portofolio investasi untuk masing-masing tujuan meliputi pensiun, haji,
pendidikan dan kesehatan. Perencanaan dan aksi keuangan ini alhamdulillah telah
saya komunikasikan dengan istri. Bagaimanapun keharmonisan keluarga tetap yang
utama dalam perencanaan keuangan keluarga. Rencana-rencana yang indah untuk
masa depan bersama harus dipahami bersama karena menuntut pengorbanan saat ini
untuk tidak berlebihan dalam menikmati penghasilan.
Dengan
izin Allah SWT anak saya sepuluh tahun yang akan datang terbang ke Eropa
menempuh pendidikan tinggi dengan bekal dana hasil investasi dan ilmu investasi
di pasar modal syariah. Saya harapkan anak saya berhasil dalam studinya di
Eropa dan berhasil mengelola portofolio investasi syariah dengan ilmu investasi
yang saya turunkan kepadanya. Mewujudkan generasi Indonesia yang cerdas ilmu
pengetahuan, iman, taqwa dan cerdas investasi di pasar modal syariah.
Good inspiration, Mas Prima Kris. Semoga tercapai impiannya. Aamiin,
BalasHapus