Jumat, 03 Juni 2016

Pensiun Sejahtera Bersama Saham Syariah

Warren Buffett legenda sukses investasi di pasar modal telah merubah pandangan saya mengenai pasar modal. Pasar modal yang sebelumnya saya anggap sebagai tempat berkumpulnya orang – orang jahat, pejudi, penipu ternyata mampu melahirkan legenda besar abad ini. Saya mengidolakan Warren Buffet bukan karena kekayaannya yang luar biasa melainkan karena sikap kedermawanannya. Sebesar US$ 37 miliar (85%) dari kekayaannya disumbangkan ke 5 yayasan amal pada tahun 2006. Kekayaannya yang dihasilkan dari investasi di pasar modal dan kedermawanannya yang menjadikannya terhormat dan sejahtera pada usia senja. Dalam usianya yang tahun ini (2016) menginjak 86 tahun masih bisa bermain tenis meja, menikmati hobi mengelola perkebunan, aktif memberikan motivasi investasi sehat serta aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan. Warren juga aktif mengajak masyarakat berbakti pada negara dengan tertib mambayar pajak. Warren menjadi salah satu contoh kesuksesan finansial secara terhormat melalui jalur entrepreneurships dan utamanya investasi. 

Sebenarnya saya termasuk terlambat mengenal investasi di pasar modal mengingat idola saya Warren Buffet telah memulainya sejak usia 11 tahun. Namun saya berkeyakinan lebih baik terlambat berinvestasi di pasar modal daripada tidak sama sekali. Tahun 2011 pada saat usia saya 35 tahun sebagai awal saya mengenal investasi di pasar modal. Dalam serangkaian Sekolah Pasar Modal di Pusat Informasi Pasar Modal Surabaya saya tertarik dengan tema Pasar Modal Syariah yang diberikan pada level advance. Keberadaan pasar modal syariah semakin menambah antusiasme saya dimana selama ini paradigma umum yang berkembang di kalangan umat Islam menyatakan pasar modal haram tidak sesuai dengan kaidah Islam. Keyakinan saya tentang pasar modal syariah semakin mantab setelah membaca fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Ulama-ulama sekelas KH Sahal Mahfudz - Nahdlatul Ulama, Prof.Din Syamsuddin - Muhammadiyah dan lainnya dari ormas Islam yang beragam tentu tidak sedang bermain-main atau bertransaksi dengan fatwa yang mereka keluarkan. KH Sahal & Professor Din sebagai penandatangan Fatwa DSN-MUI No.80/DSN-MUI/III/2011 sudah sangat saya pahami integritas personal dan keilmuannya. 

Reksadana syariah menjadi pilihan pertama saya berinvestasi di pasar modal karena menyadari keterbatasan ilmu dan dana. Bersama produk reksadana syariah perlahan namun pasti saya belajar sambil praktik (learning by doing) memahami pasar modal syariah. Memasuki tahun 2016 saya beralih ke saham syariah karena tertarik dengan kampanye nabung saham. Saya sangat berterimakasih dengan otoritas bursa efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dengan kebijakannya merubah satuan 1-lot dari 500 lembar menjadi 100 lembar. Kebijakan yang menjadikan saham sebagai produk investasi keuangan yang terjangkau. Satu lot saham blue chips pertamaku dari BUMN ternama saya peroleh dengan dana tidak sampai satu juta rupiah. Saham pertama yang membuat saya bahagia sebagai investor saham syariah di pasar modal syariah Indonesia. 

Satu dekade yang akan datang pada tahun 2026 atau 10 tahun lagi usia saya menginjak 50 tahun, semoga Allah SWT memberikan umur panjang. Pada usia tersebut saya ingin menjadi bos minimal atas diri saya sendiri, dengan Allah SWT sebagai super big boss. Ya.. saya ingin mengabdikan diri kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dengan beribadah sebaik-baiknya dan berbuat baik kepada banyak orang tanpa khawatir tentang gaji, penghasilan maupun imbalan atas kegiatan saya. Kebaikan-kebaikan yang ingin saya bagikan kepada orang-orang nanti utamanya dan khususnya tentang bagaimana menikmati pekerjaan, kehidupan dan investasi untuk masa pensiun yang sejahtera dan terhormat. 

Pensiun bagi sebagian besar masyarakat sebagai hal yang menakutkan karena pensiun artinya kehilangan pendapatan dan yang lebih dikhawatirkankan lagi adalah kehilangan jabatan, disebut juga post power syndrome. Post power syndrome sebagai beban psikologis berat bagi yang terbiasa memiliki posisi diatas, punya anak buah dan biasa memberi perintah. Kadang-kadang para pemilik jabatan dan pemilik pengaruh tertentu dapat memperoleh penghasilan tambahan lebih banyak dibandingkan pendapatan pokok. Maka menjadi fenomena umum jika seseorang menjelang pensiun begitu sibuk kejar setoran demi jaminan hari tuanya. Sebagian besar masyarakat yang berlatar belakang pegawai baik negeri maupun swasta menyadari bahwa jaminan hari tua yang diberikan tempatnya bekerja tidaklah cukup. Cukup yang dimaksud umumnya tentang bagaimana agar dapat mempertahankan gaya hidup saat pensiun tetap sama dengan saat masih bekerja. Meskipun makna cukup sangat relatif, namun kecenderungan tersebut dapat terbaca dari berbagai macam aksi kejar setoran memasuki masa pensiun. 

Yang memprihatinkan dibalik aksi kejar setoran tersebut adalah terjerumusnya sebagian mereka pada tindakan yang tidak patut misalnya korupsi. Alih-alih menikmati masa tua dan masa pensiun dengan tenang dan sejahtera, yang terjadi adalah mengisi hari tuanya dengan berbagai macam persoalan hukum. Sebuah ironi ditengah keinginan hidup tenang dan sejahtera di masa pensiun dengan kenyataan berbalik 180 derajat. Demikian santer berita di media masa mengenai hal ini, sungguh kasihan jika hari tuanya atau masa pensiunnya harus dinikmati dibalik terali besi. Bukan badan dan hati saja yang sakit akibat menanggung malu, namun nama baik keluarga besar juga menjadi ikut tercoreng. 

Beberapa lagi menjalani masa pensiun dengan kemiskinan bukan karena penghasilan kecil atau karena tersangkut masalah hukum namun menjadi korban penipuan. Dengan kepemilikan dana cash yang cukup besar saat pensiun beberapa orang menjadi korban penipuan berkedok investasi. Akibat kurangnya informasi perihal produk investasi termasuk resikonya berujung sebagai korban investasi illegal atau “bodong”. Sungguh menyesakkan dada jika hal ini terjadi dimana dana yang disisihkan bertahun-tahun dari hasil kerja keras dan pengorbanan hidup hemat lenyap dalam sekejap akibat risiko investasi yang kurang dipahami. Penipuan lainnya yaitu dengan modus kerjasama menjaminkan asset di bank. Seorang pensiunan yang tabungannya berupa asset misalnya tanah dan bangunan dijanjikan saham perusahaan sekian persen dengan syarat asetnya dijadikan agunan pinjaman. Saat terjadi miss management asset tersebut disita atau dilelang oleh pemberi pinjaman. Sebagai hal yang “wajar” jika seorang pensiunan menginginkan passive income terhadap uang pensiunnya berbuah rutin sebagaimana menerima gaji saat masih aktif bekerja. 

Keprihatinan lain yang dialami mereka para pensiunan kemudian jatuh miskin atau minimal tidak dapat menikmati kekayaannya secara optimal yaitu sakit berkepanjangan. Sakit yang serius mengakibatkan hartanya habis untuk berobat dan tidak dapat menikmati masa pensiun dengan indah untuk jalan-jalan atau menikmati makanan kesukaan. Kerja keras sebagai hal yang mulia, tetapi menjaga kesehatan juga penting. Sangat banyak dikalangan karyawan dan eksekutif muda yang lepas kendali terhadap kesehatannya. Menikmati makanan, minuman berlebihan dan gaya hidup kurang sehat lainnya misalnya minuman beralkohol bahkan narkoba sering dianggap sebagai penghargaan atas kerja kerasnya. Menghambur-hamburkan hasil kerja demi kenikmatan saat ini dengan mengabaikan kesehatan dan keuangan masa pensiun sangat beresiko. 

Dengan fenomena pension prihatin tersebut saya berusaha untuk sebaik mungkin mempersiapkan masa pensiun. Di usia 40 tahun saat ini dengan memperhatikan usia rata-rata pension di Indonesia 55 tahun, maka masih ada kesempatan kerja 15 tahun lagi yang bisa saya manfaatkan. Namun usia 50 tahun atau 10 tahun lagi adalah target masa pensiun yang ingin saya nikmati. Saya tidak takut pensiun karena masa pensiun sesungguhnya sebagai masa awal menikmati hidup jika diberikan umur panjang oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa. Demi tujuan pensiun sejahtera tersebut langkah-langkah yang saya rencanakan dan jalankan sebagai berikut: 
1. Memelihara iman dan taqwa 
2. Meningkatkan dan menjaga kompetensi kerja 
3. Menjaga kesehatan badan dan pikiran 
4. Menyusun portofolio investasi syariah 

Memelihara iman dan taqwa 
Menjaga hubungan sebaik mungkin dengan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa bagi saya merupakan tonggak utama dalam segala hal. Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan arahan menjalani segala aspek kehidupan ini. Dengan maraknya korupsi, saya sangat takut jika suatu saat saya menjadi bagian di dalamnya. Kepada Tuhan saya memohon petunjuk agar terhindar dari perilaku tersebut. Juga resiko kehidupan lainnya seperti menjadi korban penipuan atau kelalaian menjaga pola hidup sehat hanya kepada Tuhan saya memohon pertolongan agar senantiasa diberikan petunjuk kebaikan. 

Meningkatkan dan menjaga kompetensi kerja
Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha berubah kearah yang baik. Demikian salah satu nasehat dalam agama yang menjadikan saya senantiasa belajar dan terus belajar serta berlatih untuk meningkatkan kompetensi kerja. Harapan saya dengan kompetensi yang semakin meningkat pengasilan juga meningkat sehingga portofolio dan tujuan investasi menjadi sesuai harapan. 

Menjaga kesehatan badan dan pikiran 
Kesehatan sebagai kekayaan yang sangat berharga saat masih bekerja dan pensiun nanti. Kesehatan saya pelihara dengan pola makan sehat, olahraga teratur dan bekerja efektif. Stress akibat kerja sangat saya hindari dengan manajemen waktu dan pengaturan team work yang baik, akrab, bersahabat. Kalupun terpaksa stress setidaknya bisa dibagi dalam suasana yang ceria bersama rekan kerja. 

Menyusun portofolio investasi syariah 
Passive income sebagai istilah yang saya kenal dari Robert Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad. Kuadran E (employee) sebagai kuadaran yang saat ini saya jalani. Kuadran S(self employee) saya masuki juga dengan bekerja freelance berdasarkan hobi dan keahlian demi tambahan penghasilan di luar gaji. Kudaran I (investor) juga telah saya masuki dengan susunan portofolio produk-produk keuangan syariah berupa asuransi dan saham. Asuransi saya andalkan sebagai proteksi diri berupa asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Meskipun saya memiliki harapan pensiun sejahtera 10-tahun nanti namun saya sangat percaya takdir Allah SWT tentang kematian yang datangnya sewaktu-waktu. Dengan asuransi kesehatan saya menjadi tenang menghadapi tingginya biaya kesehatan. Sedangkan asuransi jiwa menjadikan saya tenang terhadap masa depan anak dan istri jika usia saya tidak mencapai 10tahun lagi sebagaimana harapan saya. 

Saya yakin dengan kinerja pasar modal syariah Indonesia dan menjadikan saham syariah sebagai portofolio menuju cita-cita pensiun sejahtera 10 tahun lagi. Paparan dari pihak otoritas bursa efek Indonesia dan otoritas jasa keuangan mengenai menabung saham sangat menginspirasi. Kini setiap penghasilan yang saya dapatkan prioritas pertama zakat profesi 2,5%, investasi top up tabungan saham syariah 20%, tabungan haji 20%, dana darurat 5%, asuransi 5%, konsumsi 47,5 %. 

Dari pengetahuan tentang perencanaan pensiun yang saya dapatkan dalam sebuah workshop perencanaan keuangan saya padukan dengan pelajaran menabung saham. Ilmu perencanaan keuangan sangat membantu saya dalam menganalisa portofolio investasi untuk masing-masing tujuan pensiun, haji, pendidikan, kesehatan dan konsumsi termasuk rekreasi. Perencanaan dan aksi keuangan ini alhamdulillah telah saya komunikasikan dengan istri. Istri saya sangat mendukung dan setuju walaupun kadang-kadang istri saya yang berlatar belakang pendidikan bidang medis perlu diberikan pemahaman dengan sabar. Bagaimanapun keharmonisan keluarga tetap yang utama dalam perencanaan keuangan keluarga. Rencana-rencana yang indah untuk masa depan bersama harus dipahami bersama karena menuntut pengorbanan saat ini untuk tidak berlebihan dalam menikmati penghasilan. 

Saya yakin dengan terus belajar tentang kinerja saham, tujuan saya untuk pensiun sejahtera 10 tahun lagi akan tercapai dengan ijin Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa. Tujuan pensiun tanpa mengorbankan kehidupan saat ini yang tetap harus dinikmati dengan indah tanpa harus bergaya hidup boros dan mubadzir. Semoga Allah SWT mengabulkan keinginan saya serta seluruh masyarakat Indonesia menjadi sejahtera dan terhormat dalam hidupnya dengan iman, taqwa dan pengetahuan keuangan yang baik. Sangat berharap kepada otoritas bursa dan OJK untuk peduli memberi perhatian berupa edukasi pada usia paruh baya pada kisaran 30 - 40 tahun agar pensiunnya sejahtera dan bahagia bersama produk investasi syariah khususnya saham.

sumber foto : web aku cinta keuangan syariah

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus