Minggu, 12 Agustus 2012

Kerja,Belajar,Kerja,Belajar

Tujuan kerja bagi sebagian besar masyarakat adalah untuk mendapatkan gaji,upah,honor,insentif dan kenikmatan lain yang bersifat materi. Sebagian kecil lainnya menganggap bekerja sebagai bentuk aktualisasi diri atas apa yang dimiliki dalam bentuk ilmu dan ketrampilan. Adajuga yang menganggap kerja sebagai proses belajar,belajar dan belajar. Kerja sebagai sarana memperoleh penghasilan berupa gaji,upah,honor memang tidak salah karena jika bekerja di organisasi bisnis tentu hal ini menjadi otomatis. Sebagai aktualisasi ilmu dan keterampilan juga layak dijadikan alasan bekerja. Motif gaji,upah,honor,aktualisasi ilmu dan keterampilan perlu dilengkapi dengan motivasi belajar dalam bekerja. Dengan motivasi belajar dalam bekerja maka akan tercipta step-step yang bisa kita ciptakan sendiri dalam merencanakan gaji,upah, honor lebih baik/meningkat dan ilmu,keterampilan kerja yang semakin lengkap berbanding lurus kembali dengan gaji,upah,honor. Belajar dalam dunia kerja dituntut lebih efisien, tidak sekedar efektif karena berhubungan dengan manfaat dan resiko pekerjaan. Saat masih dibangku sekolah atau kuliah belajar secara efektif diperbolehkan, dalam arti belajar dengan melalui proses yang panjang diselingi beberapa ujicoba kegagalan untuk mendapatkan hasil tertentu. Adapun belajar didunia kerja dituntut lebih efektif dan efisien mengingat hasil dari proses belajar harus aplikatif dengan kebutuhan pekerjaan. Syarat untuk dapat belajar dalam bekerja adalah keterbukaan hati dan pikiran. Masukan-masukan berharga dari berbagai pihak dalam lingkungan kerja dapat menjadi database untuk dijadikan analisa. Keterbukaan hati diperlukan dalam menerima masukan dari orang-orang yang barangkali secara level ada dibawah, terlebih lagi masukan dari atasan hanya dapat diterima hati dan pikiran tanpa adanya mental blocking dalam diri. Selain dari masukan berbagai pihak, belajar juga bisa dilakukan dengan mencoba membantu pekerjaan rekan kerja atau menawarkan diri mengerjakan sebagian beban atasan. Langkah proaktif untuk menjemput ilmu dan keterampilan juga dipengaruhi oleh keterbukaan bahkan kelapangan hati dan pikiran. Bertanya,menawarkan bantuan dan mengajak diskusi dengan lebih banyak mendengarkan daripada berbicara pada rekan kerja atau atasan sebagai lawan bicara bisa juga menjadi sarana efektif efisien dalam proses kerja sambil terus menerus belajar. Mari kita coba praktikkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar