Sabtu, 30 Oktober 2010

TREN KEUANGAN SYARIAH POSITIF

 

Arah tren keuangan syariah Indonesia dinilai semakin meningkat dan positif.  Dirjen Bimbingan Islam Kementrian Agama Nasarudidinardolarn Umar mengatakan, kendati industry ini agak terlambat dimulai namun tren ke depannya tetap positif. Dalam lima tahun ke depan, wajah perekonomian Indonesia akan menjadi wajah syariah karena mayoritas penduduk Indonesia juga muslim,” kata Nasarudin seusai pembukaan “Islamic Festival and Halal Expo”,Kamis(5/8). Lembaga keuangan syariah pun berperan penting dalam mendorong dan menjembatani industry halal di Indonesia. Melalui lembaga keuangan syariah ini sudah saatnya masyarakat Muslim memperoleh rizki dengan berkah dan bersih dari riba.

Sementara itu, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Anak,Linda Gumelar menilai perbankan syariah berpeluang besar. “Semoga festival ini bias jadi jembatan masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang lembaga keuangan syariah,”jelas Linda. Beliau mendorong sosialisasi perbankan syariah, termasuk kepada kaum perempuan yang menjadi pelaku UKM. Sekitar 60% dari pelaku UKM adalah perempuan, namun masih mengalami kesulitan dalam hal permodalan. Pasar tersebut pn dapat menjadi ceruk khusus bagi lembaga keuangan syariah untuk mengembangkan bisnisnya. Ketua umum Perempuan Ekonomi Syariah,Munifah Syanwani menyatakan bahwa pihaknya juga mencoba menjembatani antara kaum perempuan dan lembaga keuangan syariah dengan melakukan sosialisasi.

Salah satu tantangan yang dihadapi perbankan syariah adalah inovasi produk. Direktur Bank Syariah Mandiri (BSM) Hanawijaya mengatakan, secara umum hanya terdapat beberapa hal yang agak menghambat inovasi dalam produk perbankan syariah. Misalnya dalam hal penyiapan skim pembiayaan consumer. Hanawijaya mencontohkan, jika konsumen membutuhkan uang untuk renovasi rumah dan pendidikan anak, akadnya msaing-masing. Jalan keluar untuk pembiayaan consumer misalnya nasabah menjual mobil ke bank kemudian mendapat dana untuk digunakan kebutuhan-kebutuhan tadi. Tapi kemudian nasabah bisa membeli mobilnya kembali dengan cicilan, masuk kategori bai al inah.

Kini pembiayaan consumer di Indonesia sekitar Rp 600 triliun, tetapi   perbankan syariah belum memiliki porsi besar. Pembiayaan consumer BSM sebesar Rp 6 triliun dari total pembiayaan syariah Rp 21 triliun per Juli 2010.

Anggota DPR Fraksi PKS Sahibul Imam mengatakan, lembaga keuangan saat ini dinilai sebagai alternative dari konvensional. “Namun, ada dua hal yang perlu dilakukan untuk menerjemahkan prinsip syariah ini agar masyarakat tertarik, yaitu dengan prinsip objektivitas dan asas manfaat.”

Kepala Biro Penelitian,Pengembangan dan Pengaturan Perbankan Syariah Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia,Tirta Segara,mengatakan, dalam hal cetak biru perbankan syariah didorong untuk melakukan inovasi produk. Inovasi sangat penting karena sebagian besar masyarakat Indonesia adalah nasabah rasional. Dalam semester 1 tahun 2010 aset perbankan syariah mencapai Rp 75 triliun, atau 2,8% dari total asset perbankan nasional sekitar Rp 2.600 triliun. Sampai akhir 2010, setidaknya pangsa pasar perbankan syariah dapat mencapai sekitas 3%, sehingga dengan pertumbuhan yang terus meningkat diharapkan pangsa pasar 5% dapat tercapai pada 2013-2014. (ed yeyen rostiyani)(Republika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar