Investasi Ekonomi Finansial Yang Memberikan Rahmat Bagi Seluruh Alam Sebagai Wasilah Menjalankan Khalifah Tuhan di Muka Bumi
Minggu, 12 Agustus 2012
Novel Sepatu Dahlan vs Laskar Pelangi
Novel Sepatu Dahlan sebagai sebuah novel dengan setting masa kecil hingga jenjang Aliyah/SMA Menteri Negara BUMN Mochamad Dahlan Iskan di Magetan Jawa Timur termasuk kategori novel pendidikan dan pencerahan. Sebagaimana novel Laskar Pelangi yang mengisahkan perjuangan pendidikan anak-anak di Belitong, keduanya layak dijadikan referensi oleh orang tua dan guru dalam menanamkan pendidikan karakter kepada anak. Situasi berbeda pasti terjadi saat/setelah membaca kedua novel tersebut.
Novel Sepatu Dahlan sebagai sebuah kilas balik terhadap seseorang yang sekarang telah jelas keberadaanya dalam kesuksesan materi maupun jabatan. Kandungan novel Sepatu Dahlan tidak ubahnya buku-buku dongeng yang mengisahkan seorang rakyat jelata yang berhasil masuk dalam lingkaran kekuasaan. Telah lama bangsa ini menelan cerita-cerita dongeng sehingga secara tidak sadar menimbulkan perasaan yang rendah bahwa sesuatu yang luar biasa tidak mungkin terjadi secara nyata, semua yang baik, sempurna, mengharukan, nilai perjuangan, pengorbanan, kesetiaan dsb hanya ada dalam dongeng. Novel Sepatu Dahlan yang akhir ceritanya melukiskan kegembiraan tokoh utamanya yang berhasil memiliki sepatu bekas menjelang akhir masa sekolah di Aliyah/SMA ditunggu sekuel lanjutannya. Meskipun akhir dari sekuel-sekuel berikutnya hampir dapat ditebak yaitu kesuksesan tokoh utamanya dalam memimpin perusahaan dan menjadi pejabat negara tetapi justru proses perjuangannya menuju sukses tersebut yang sangat menarik.
Novel Laskar Pelangi sebagai pemicu munculnya novel-novel selanjutnya yang bertemakan pendidikan tetap layak mendapatkan apresiasi sebagai novel pendidikan dan pencerahan. Dengan setting kondisi pendidikan anak-anak di pulau Belitong tahun 1970-an melukiskan perjuangan mencari ilmu ditengah kondisi yang serba minim, situasi yang umum di luar Jawa bahkan sampai saat ini,tahun 2012. Novel Laskar Pelangi yang disusul sekuel-sekuel berikutnya yaitu Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov menggambarkan kesuksesan sang tokoh utama melanjutkan pendidikan tinggi yang prestisius di Universitas Indonesia dan Universitas Sorborne Paris Perancis. Sebuah bentuk kesuksesan dalam bidang akademis yang dimulai dari kemiskinan dan sarana pendidikan yang minim.
Perjuangan yang ditampilkan oleh novel Sepatu Dahlan berujung kesuksesan materi dan jabatan tokoh utamanya dikemudian hari. Novel Laskar Pelangi menggambarkan kesuksesan tokoh utamanya dalam hal akademis, pendidikan tinggi dari universitas ternama di dalam dan luar negeri. Kedua novel tersebut sama-sama melukiskan pentingnya pendidikan karakter dalam meraih sukses. Sehingga tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih dengan karakter yang baik dan kuat. Sukses menjadi pengusaha perlu karakter kerja keras, fokus, jujur dan menyukai pekerjaannya. Sosok Mochamad Dahlan Iskan bahkan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang spektakuler sebagai bekal menjadi pengusaha dan pejabat negara. Sukses mendapatkan kesempatan pendidikan tinggi di dalam dan luar negeri tidak hanya didominasi oleh kalangan berada atau orang tua berpendidikan tinggi pula. Sukses memang selayaknya diperjuangkan dengan bekal karakter yang baik agar tidak menjadi fitnah di kemudian hari. Jangan ada lagi pengusaha sukses dan pejabat tersangkut korupsi atau seorang yang berpendidikan tinggi terpaksa berurusan dengan pihak berwajib karena pemalsuan karya ilmiah dsb.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar