Kamis, 23 Oktober 2014

Revitalisasi RS PKU Muhammadiyah

Profesor Ahmad Syafii Maarif dalam Kolom Resonansi Republika Online tanggal 16 September 2014 menyampaikan perihal Amal Usaha Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong yang fenomenal. Diawali dengan puja – puji tentang sebuah RS milik  cabang Muhammadiyah ditangani oleh lebih 50 dokter, sekitar 30 adalah dokter spesialis: anak, jantung, kandungan, THT, saraf, penyakit dalam, bedah, dan masih ada bidang lain semua adalah dokter tetap. Resonansi beliau ditutup dengan kalimat penyemangat yang indah “Viva R.S. PKU Muhammadiyah Gombong, semoga cabang-cabang yang lain di seluruh nusantara akan belajar dan mau mengikuti. Syarat-syaratnya bisa dipelajari, tetapi kemauan harus kuat membaja.”
Sebuah harapan dari tokoh senior Muhammadiyah dan tokoh senior bangsa untuk dicermati secara serius oleh segenap elemen bangsa khususnya warga Muhammadiyah mengingat industri kesehatan era sekarang yang demikian maju pesat. Rumah sakit swasta banyak bermunculan beberapa bahkan sudah berstatus TBK yang dapat menjual sahamnya di lantai bursa. Beberapa diantaranya berstatus penanaman modal asing berafiliasi dengan rumah sakit asing yang mendirikan rumah sakit di Indonesia dengan standar kualitas yang sama dengan di negara asalnya. Kondisi demikian menjadi tantangan untuk menjadikan rumah sakit lokal, rumah sakit Islam milik Muhammadiyah setara bahkan melebihi rumah sakit asing. Dibutuhkan kemauan yang kuat membaja untuk mampu bersaing dengan rumah sakit swasta asing yang telah menjamur di Indonesia.
Belajar dari sejarah, warga Muhammadiyah tidak perlu jeri atau takut bersaing dengan rumah sakit swasta asing yang ada. Keberadaan rumah sakit asing di Indonesia sesungguhnya bukan sesuatu yang baru terjadi pada era sekarang. Rumah sakit asing yang didirikan warga asing sudah ada sejak masa kolonial Belanda seiring dengan misi penyebaran agama, politik etis dan bisnis. Adalah Haji Muhammad Sudjak perumus gerakan sosial Muhammadiyah yang mampu menanamkan keyakinan kepada warga Muhammadiyah tentang kemampuan untuk mendirikan rumah sakit sebagaimana dilakukan oleh warga asing khususnya Belanda. Tokoh generasi awal Muhammadiyah kelahiran kauman Yogyakarta tahun 1885M/1303H ini berpendapat jika orang asing mampu mendirikan rumah sakit dan panti asuhan karena didorong oleh semangat kemanusiaan maka orang-orang Islam khususnya warga Muhammadiyah juga pasti bisa dengan dilandasi semangat tanggungjawab kepada Allah SWT. Perlahan tapi pasti sejak mendapat amanah pada Bagian PKO dalam kepengurusan Muhammadiyah tahun 1921 berhasil didirikan rumah sakit, panti sosial dan amal usaha sosial lainnya. Rumah sakit yang awalnya hanya ada di pusat Muhammadiyah Yogyakarta telah berkembang di seluruh daerah, cabang dan ranting seiring dengan perkembangan persyarikatan.    

Fenomena amal usaha Muhammadiyah termasuk RS PKU sebagai hal yang membanggakan adalah tumbuh dari bawah bukan dari atas yang pendiriannya berdasarkan instruksi pusat. Kelebihan dari kondisi ini adalah terbentuknya sifat dan mental kemandirian untuk bertahan dalam melayani umat. Sekelompok pengurus Muhammadiyah tingkat ranting dan cabang bersama beberapa simpatisan sebagai donatur mendirikan amal usaha kemudian dengan bangga menamakannya sebagai amal usaha Muhammadiyah bukan milik pribadi, LSM atau perusahaan. Tidak ada transfer modal dari pusat juga tidak ada royalty yang harus dibayar kepada pusat atas pemakaian nama Muhammadiyah.
Sebuah sinergi dakwah bidang kesehatan yang tulus antara pusat hingga cabang dan ranting tanpa semangat transaksional. Sebuah pola hubungan yang memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya antara lain kemudahan perluasan jaringan, kemandirian dan otonomi masing-masing daerah, cabang, ranting menjalankan amal usaha RS PKU. Kelemahannya tidak ada standar kualitas pengelolaan manajemen dan standar layanan pasien yang baku pada RS PKU Muhammadiyah. Akibatnya sebagian RS PKU tampak ramai, maju dan berkembang, sementara beberapa harus bertahan dengan kondisi memprihatinkan bahkan harus ditutup karena miss manajemen.
Tantangan terbesar adalah bagaimana menularkan semangat baja RS PKU Muhammadiyah Gombong kepada cabang-cabang yang lain di seluruh nusantara yang berminat belajar dan mau mengikuti. Struktur RS PKU dari tingkat pusat sampai cabang yang bukan sebagai induk perusahaan dengan anak-anak perusahaan perlu dibuatkan formula hubungan silaturahim yang produktif. Mempersaudarakan RS PKU yang bertebaran di seluruh Indonesia penting untuk dapat bersama – sama tumbuh dan berkembang. Keterbukaan RS PKU yang telah dianggap maju dan berkembang diperlukan sebagai laboratorium belajar bagi RS PKU yang sedang berjuang untuk maju. Status otonomi masing – masing RS PKU bukan dijadikan sebagai penolakan terhadap intervensi positif dari RS PKU lain yang bermaksud membantu dalam bench mark menularkan kebaikan – kebaikan.
Era healthcare industries sebagai bagian dari meningkatnya peradaban manusia adalah keniscayaan yang harus dihadapi dan diikuti sebagai bagian dari tuntutan pasar serta profesionalisme. Pemetaan ukuran kemajuan dan keberhasilan RSM dalam era healtcare industries penting dijabarkan dalam visi, misi dan standard operating procedures yang update.
Sebagaimana pernah disampaikan Prof.DR.M.Amin Rais dalam tausiyahnya kepada dokter-dokter RS PKO Muhammadiyah Yogyakarta (diabadikan Suara Muhammadiyah No.17/78/1993:Ukuran Keberhasilan) bahwa ukuran keberhasilan amal usaha RSM :
Profesional
Bentuk profesionalisme dalam pengelolaan RSM adalah administrasi dan organisasi yang jujur, rapi, tertib, transparan sehingga tidak memberikan kesempatan pada siapapun melakukan penyimpangan atau penyelewengan.
Adil
Tidak ada kesenjangan yang lebar antara gaji dokter dan karyawan. Perbedaan gaji sesuai kemampuan dan keahlian sebagai sesuatu hal yang wajar tidak bertentangan dengan prinsip keadilan.
Dakwah
RSM yang bersih, pelayanan ramah, tarif wajar, susana sejuk dan tenang sebagai sarana dakwah. Masyarakat yang memperoleh manfaat dari amal usaha RSM secara otomatis menghubungkan penampilan dan perilaku SDI amal usaha RSM dengan Muhammadiyah dan Islam secara umum.
Kompetitif
Kemampuan kompetitif dengan semangat fastabiqul khairat. Dalam era penuh persaingan yang tidak memiliki daya kompetitif akan ditinggalkan oleh masyarakat konsumen.
Keikhlasan
Dengan keikhlasan tidak akan mudah patah semangat atau kecil hati untuk terus menjalankan amal shalih menggapai cita-cita.
Kemuhammadiyahan
Memberikan infaq untuk persyarikatan sebagai organisasi induk.
Mendesak kiranya dibentuk holding RS PKU se-Indonesia dengan semangat fastabiqul khairat, saling menolong dalam kebaikan dan taqwa demi menularkan semangat baja RS PKU Gombong. Ukhuwah yang perlu diwujudkan untuk menyelamatkan RS PKU yang lambat berkembang menjadi professional menjadi kebanggaan persyarikatan, umat dan bangsa. Penting mewujudkan jaringan RS PKU yang representatif tanpa melupakan asbaabul wujudnya sebagai penolong kesengsaraan umum untuk membendung liberalisasi industry kesehatan. Misi ibadah dan sosial yang ditunjang oleh pengelolaan profesional hanya dapat diemban oleh kader umat militan yang memahami Muhammadiyah secara lahir batin. Telah banyak perguruan tinggi Muhammadiyah yang mampu mendidik para medis dari level perawat, apoteker, dokter dan manajemen rumah sakit. Para medis alumni pendidikan Muhammadiyah yang dianggap memahami Muhammadiyah secara lahir batin diharapkan mampu menjadi ujung tombak peningkatan kualitas RS PKU.
Sebagian besar RS PKU terletak di kawasan strategis pusat kota, jalan protokol propinsi dan jalan protokol nasional. Potensi lokasi, profesionalisme, semangat keikhlasan, keramahan khas Indonesia dan kemuhammadiyahan sebagai modal RS PKU untuk mampu bersaing di era healthcare industries dalam rangka mewujudkan RS PKU bertaraf internasional menjadi tuan di negeri sendiri membendung modal asing dan swasta non muslim memonopoli industri rumah sakit. Mengulang sekali lagi nasehat Prof.Ahmad Syafi’i Maarif di bagian awal tulisan bahwa syarat-syarat untuk menjadi maju dapat dipelajari, diperlukan kemauan yang kuat membaja untuk mewujudkan.