Profesor Ahmad Syafii Maarif dalam Kolom Resonansi
Republika Online tanggal 16 September 2014 menyampaikan perihal Amal Usaha
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong yang fenomenal. Diawali dengan puja – puji
tentang sebuah RS milik cabang Muhammadiyah ditangani oleh lebih 50
dokter, sekitar 30 adalah dokter spesialis: anak, jantung, kandungan, THT,
saraf, penyakit dalam, bedah, dan masih ada bidang lain semua adalah dokter
tetap. Resonansi beliau ditutup dengan kalimat penyemangat yang indah “Viva
R.S. PKU Muhammadiyah Gombong, semoga cabang-cabang yang lain di seluruh
nusantara akan belajar dan mau mengikuti. Syarat-syaratnya bisa dipelajari,
tetapi kemauan harus kuat membaja.”
Sebuah harapan dari tokoh senior Muhammadiyah dan
tokoh senior bangsa untuk dicermati secara serius oleh segenap elemen bangsa
khususnya warga Muhammadiyah mengingat industri kesehatan era sekarang yang
demikian maju pesat. Rumah sakit swasta banyak bermunculan beberapa bahkan
sudah berstatus TBK yang dapat menjual sahamnya di lantai bursa. Beberapa
diantaranya berstatus penanaman modal asing
berafiliasi dengan rumah sakit asing yang mendirikan rumah sakit di
Indonesia dengan standar kualitas yang sama dengan di negara asalnya. Kondisi
demikian menjadi tantangan untuk menjadikan rumah sakit lokal, rumah sakit
Islam milik Muhammadiyah setara bahkan
melebihi rumah sakit asing. Dibutuhkan
kemauan yang kuat membaja untuk mampu bersaing dengan rumah sakit swasta asing
yang telah menjamur di Indonesia.
Belajar dari sejarah, warga Muhammadiyah tidak perlu
jeri atau takut bersaing dengan rumah sakit swasta asing yang ada. Keberadaan
rumah sakit asing di Indonesia sesungguhnya bukan sesuatu yang baru terjadi
pada era sekarang. Rumah sakit asing yang didirikan warga asing sudah ada sejak
masa kolonial Belanda seiring dengan misi penyebaran agama, politik etis dan
bisnis. Adalah Haji Muhammad Sudjak perumus gerakan sosial Muhammadiyah yang
mampu menanamkan keyakinan kepada warga Muhammadiyah tentang kemampuan untuk
mendirikan rumah sakit sebagaimana dilakukan oleh warga asing khususnya
Belanda. Tokoh generasi awal Muhammadiyah kelahiran kauman Yogyakarta tahun
1885M/1303H ini berpendapat jika orang asing mampu mendirikan rumah sakit dan
panti asuhan karena didorong oleh semangat kemanusiaan maka orang-orang Islam
khususnya warga Muhammadiyah juga pasti bisa dengan dilandasi semangat
tanggungjawab kepada Allah SWT. Perlahan tapi pasti sejak mendapat amanah pada
Bagian PKO dalam kepengurusan Muhammadiyah tahun 1921 berhasil didirikan rumah
sakit, panti sosial dan amal usaha sosial lainnya. Rumah sakit yang awalnya
hanya ada di pusat Muhammadiyah Yogyakarta telah berkembang di seluruh daerah,
cabang dan ranting seiring dengan perkembangan persyarikatan.
Fenomena amal usaha Muhammadiyah termasuk
RS PKU sebagai hal yang membanggakan adalah tumbuh dari bawah bukan dari atas
yang pendiriannya berdasarkan instruksi pusat. Kelebihan dari kondisi ini
adalah terbentuknya sifat dan mental kemandirian untuk bertahan dalam melayani
umat. Sekelompok pengurus Muhammadiyah tingkat ranting dan cabang bersama
beberapa simpatisan sebagai donatur mendirikan amal usaha kemudian dengan
bangga menamakannya sebagai amal usaha Muhammadiyah bukan milik pribadi, LSM
atau perusahaan. Tidak ada transfer modal dari pusat juga tidak ada royalty
yang harus dibayar kepada pusat atas pemakaian nama Muhammadiyah.
Sebuah sinergi dakwah bidang kesehatan
yang tulus antara pusat hingga cabang dan ranting tanpa semangat transaksional.
Sebuah pola hubungan yang memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya
antara lain kemudahan perluasan jaringan, kemandirian dan otonomi masing-masing
daerah, cabang, ranting menjalankan amal usaha RS PKU. Kelemahannya tidak ada
standar kualitas pengelolaan manajemen dan standar layanan pasien yang baku
pada RS PKU Muhammadiyah. Akibatnya sebagian RS PKU tampak ramai, maju dan
berkembang, sementara beberapa harus bertahan dengan kondisi memprihatinkan
bahkan harus ditutup karena miss manajemen.
Tantangan terbesar adalah bagaimana menularkan
semangat baja RS PKU Muhammadiyah Gombong kepada cabang-cabang yang lain di seluruh nusantara yang berminat belajar dan mau mengikuti. Struktur RS PKU dari tingkat pusat sampai cabang yang bukan sebagai
induk perusahaan dengan anak-anak perusahaan perlu dibuatkan formula hubungan
silaturahim yang produktif. Mempersaudarakan RS PKU yang bertebaran di seluruh
Indonesia penting untuk dapat bersama – sama tumbuh dan berkembang. Keterbukaan
RS PKU yang telah dianggap maju dan berkembang diperlukan sebagai laboratorium
belajar bagi RS PKU yang sedang berjuang untuk maju. Status otonomi masing –
masing RS PKU bukan dijadikan sebagai penolakan terhadap intervensi positif
dari RS PKU lain yang bermaksud membantu dalam bench mark menularkan kebaikan –
kebaikan.
Era
healthcare industries sebagai bagian dari meningkatnya peradaban manusia adalah
keniscayaan yang harus dihadapi dan diikuti sebagai bagian dari tuntutan pasar
serta profesionalisme. Pemetaan ukuran kemajuan dan keberhasilan RSM dalam era
healtcare industries penting dijabarkan dalam visi, misi dan standard operating
procedures yang update.
Sebagaimana
pernah disampaikan Prof.DR.M.Amin
Rais dalam tausiyahnya kepada dokter-dokter RS PKO Muhammadiyah Yogyakarta
(diabadikan Suara Muhammadiyah No.17/78/1993:Ukuran Keberhasilan) bahwa ukuran
keberhasilan amal usaha RSM :
Profesional
Bentuk
profesionalisme dalam pengelolaan RSM adalah administrasi dan organisasi yang
jujur, rapi, tertib, transparan sehingga tidak memberikan kesempatan pada
siapapun melakukan penyimpangan atau penyelewengan.
Adil
Tidak
ada kesenjangan yang lebar antara gaji dokter dan karyawan. Perbedaan gaji
sesuai kemampuan dan keahlian sebagai sesuatu hal yang wajar tidak bertentangan
dengan prinsip keadilan.
Dakwah
RSM
yang bersih, pelayanan ramah, tarif wajar, susana sejuk dan tenang sebagai
sarana dakwah. Masyarakat yang memperoleh manfaat dari amal usaha RSM secara
otomatis menghubungkan penampilan dan perilaku SDI amal usaha RSM dengan
Muhammadiyah dan Islam secara umum.
Kompetitif
Kemampuan
kompetitif dengan semangat fastabiqul khairat. Dalam era penuh persaingan yang
tidak memiliki daya kompetitif akan ditinggalkan oleh masyarakat konsumen.
Keikhlasan
Dengan
keikhlasan tidak akan mudah patah semangat atau kecil hati untuk terus
menjalankan amal shalih menggapai cita-cita.
Kemuhammadiyahan
Memberikan
infaq untuk persyarikatan sebagai organisasi induk.
Mendesak kiranya dibentuk holding RS PKU
se-Indonesia dengan semangat fastabiqul khairat, saling menolong dalam kebaikan
dan taqwa demi menularkan semangat baja RS PKU Gombong. Ukhuwah yang perlu
diwujudkan untuk menyelamatkan RS PKU yang lambat berkembang menjadi
professional menjadi kebanggaan persyarikatan, umat dan bangsa. Penting
mewujudkan jaringan RS PKU
yang representatif tanpa melupakan asbaabul wujudnya sebagai penolong
kesengsaraan umum untuk membendung liberalisasi industry
kesehatan. Misi ibadah dan sosial yang ditunjang oleh pengelolaan
profesional hanya dapat diemban oleh kader
umat militan yang memahami Muhammadiyah secara lahir batin. Telah banyak
perguruan tinggi Muhammadiyah yang mampu mendidik para medis dari level
perawat, apoteker, dokter dan manajemen rumah sakit. Para medis alumni
pendidikan Muhammadiyah yang dianggap memahami Muhammadiyah secara lahir batin
diharapkan mampu menjadi ujung tombak peningkatan kualitas RS PKU.
Sebagian
besar RS PKU terletak di kawasan
strategis pusat kota, jalan protokol propinsi dan jalan protokol nasional.
Potensi lokasi, profesionalisme, semangat keikhlasan, keramahan khas Indonesia
dan kemuhammadiyahan sebagai modal RS PKU
untuk mampu bersaing di era healthcare industries dalam rangka mewujudkan RS PKU bertaraf internasional
menjadi tuan di negeri sendiri membendung
modal asing dan swasta non muslim memonopoli industri rumah sakit. Mengulang sekali lagi nasehat Prof.Ahmad Syafi’i
Maarif di bagian awal tulisan bahwa syarat-syarat untuk menjadi maju dapat
dipelajari, diperlukan kemauan yang kuat membaja untuk mewujudkan.